Kamis, 13 Juni 2013

Haruskah Pergi? Atau Pulang?

Pergilah, ke tempat di manapun yang ingin kau tuju, ke tempat di manapun yang membuatmu merasa nyaman. Namun jika suatu hari, kamu belum menemukannya, pulanglah ke rumah. "Rumah" bukan hanya sekedar tempat tinggal bukan? Namun rumah merupakan tempat ternyaman yang membuatmu selalu ingin pulang. . .
Jadi beritahu saya, kapan kau kembali? Atau haruskah saya lagi-lagi mengganggu Tuhan sampai Dia mengabulkan permintaanku. Duh sepertinya kali ini saya tidak akan melakukannya, terlalu gegabah jika saya lagi-lagi mengkritik takdirNya. Bukankah perpisahan adalah sebuah kepastian? Menghadapi takdir dan berprasangka baik adalah suatu keharusan?

Pergilah, tinggalkan kota ini agar kita bisa kembali hidup normal (AMIN). Kalimat itu pernah terbersit di benakku, sebab percaya atau tidak, tak ada hati yang akan baik-baik saja setelah keduanya terpisah. Apapun alasannya. Saya takut hatiku, hidupku akan stuck di sini, ketika saya masih melihatmu berkeliaran di sisi kotaku. Saya yakin hatimu, hidupmu juga masih akan belum stabil sebelum kamu beranjak dari kota ini, itu pengakuanmu ke mereka. Hingga akhirnya hari itu datang.

Tak ada ucapan perpisahan kali ini, hanya sebuah permintaan maaf yang kudengar berulang-ulang darimu sembari bersamaku merapikan pakaianmu yang diiringi rintik gerimis subuh itu. Saya percaya bahwa hujan selalu membawa pesan, mungkin tentang kerinduan atau mungkin sebuah tangis perpisahan yang tak sempat terucap. Hari ini saya berhasil mengelabuimu lagi. menyimpan tangisku dengan rapi. sepertinya saat itu saya sedang belajar ikhlas.

Selamat jalan dan terima kasih. Saya akan merindukan rengkuhan itu, rengkuhan saat kamu begitu takut kehilanganku. Tapi kamu telah berjanji, akan berdo'a  agar kita sama-sama kuat melewati semua ini.

Pergilah, namun jangan lupa beri kabar, jika suatu hari kamu kembali berkunjung ke kotaku. Seperti biasa saya menanti ceritamu, cerita tentang indahnya hidup atau bahkan kerasnya kehidupan.

Oiya, saya sering bercerita kepada mereka bahwa saya masih sering terkesima bagaimana Tuhan menciptakanmu, mempertemukan kita, membawamu ke sini, ke kota ini hingga pada akhirnya mengantarkan kita sampai kepada titik ini. Tuhan maha dahsyat bukan?

Who doesn't hate a goodbye, anyway

Semoga cinta Tuhan senantiasa menjagamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar