Hoiiiii wake up!!!!!
Kehidupanmu harus terus berjalan Naya.
Ada jutaan pasang mata yang menunggu matamu kembali bersinar, bukan dengan mata sembam seperti ini.
Ada jutaan pasang telinga yang menunggu kembali cerita indahnya dunia dari mulut kecilmu, bukan cerita putus asa masa lalu.
Ada jutaan pasang kaki yang menunggumu berjalan dengan kakimu, bukan berjalan mundur ke masa lalu.
Kamu percaya takdir kan? Sekuat apapun kau berkeras dia masa depanmu, jika Tuhan belum menakdirkan itu semua, semuanya tidak akan terjadi.
Hahaha andai saya sekuat itu.
Andai kehidupan bisa berjalan sesuai mimpi kita,
mungkin tidak ada cerita indah, cerita sedih di dalam blog ini.
Kamis, 28 Maret 2013
Kamis, 14 Maret 2013
Me and You Versus The World
Bagai angin yang tak berarah
Bagai sebuah perjalanan yang tak bertujuan
Bagai sebuah rencana indah yang tak bertuan
Bagai terkungkung dalam fikirian yang tak berakhir
Seporak-poranda itu hidupku sekarang
Serasa tak ingin membuka mata
Tak ingin merasakan
hati yang telah terkoyak karena cinta
Ketika rencana masa depanmu sudah tersusun rapih, kemudian
seseorang menghancurkannya, teman hidup di mimpi masa depanmu itu yang
menghancurkannya sendiri, ia yang memporak-porandakan semuanya dengan lantang
ia mengatakan kalau saya tak berada dalam rencana masa depannya. Nonsense dream? Ah you’re just too judgmental. Saya membangun mimpi karena saya tahu-saat-itu-dia- layak untuk kubangunkan sebuah mimpi... Iyahh, CINTA belum memihak pada kita but you are still my completely amazing.
Saya tahu ini
tak mudah untuk kujalani, saya begitu mengaguminya, entah berapa lama akan
seperti ini, yang jelas saya masih ingin membiarkan hatiku menyembuhkan dirinya
sendiri.
Selasa, 12 Maret 2013
Senin, 11 Maret 2013
Ahh, kaliaaan
Bukan mimpi buruk
yang kusesali ketika terbangun di pagi hari, tapi ketika bangun dan tersadar
kalau dia bukan milikku lagi. Lalu kemudian saya harus persiapkan tenaga ekstra
untuk tidak cengeng ketika orang-orang sekitar bertanya “Kenapa bisa Naya?”
*Saya masih
berharap, pagi itu bukan kali terakhir
saya memanggilmu sayang*
yahh, Nay kamu masih memiliki mereka, mereka yang selalu ada di saat2 senang dan susahmu.
ini hasil curhat ke beberapa sahabat
- A . R . W
Betul juga pemikirannya, tapi tetap sakit Naiy. Naiy, dia
saking sayangya sampai dia relakan kamu untuk dapat yang lebih baik, meskipun
bukan dia. Saya sampai merinding dengarnya. Dia terlalu peduli, makanya dia
ambil keputusan ini. Yaa’ selalu ada
yang bisa disyukuri dari setiap kejadian. Menyesal pasti, tapi bakal lebih
nyesal kalau “gara-gara ini” dan nanti
belakangan sakitnya 2 kali lipat.
- W . J . I
Tidak ada yang tahu kedepannya
kayak apa.. Jadi bisa ajah semuanya kembali Naiy… Ada yang bilang kalau suatu
saat kita akan dipertemukan dengan jiwa-jiwa yang sama. Ketika jiwa Naiy dan
MASnya dikehendaki oleh-Nya bersatu. Insya Allah dipertemukan kembali… Mungkin
soal waktu yang berbeda.
- R . E
Nay, pemikirannya dewasa sekali, semoga ini memang yang
terbaik untuk kalian ke depannya.
- A . N . F
Kenapa harus putus siih kak? Saya juga teriris sekali
mendengarnya tapi dia begitu dewasa, mengeluarkan kata-kata yang sebisa mungkin tidak menyakiti Kak Naya. Kak Naya kita harus cepat move on!
- F . M
Makin lama makin terasa bahwa kita kehilangan dia, makin terasa hampa, makin sesak rasanya seakan-akan kita kekurangan udara. Karena dia sudah bagai udara bagi kita. selalu butuh dia. Tapi percayalah, dia bukan udara, cuma sekedar stimuli-stimuli yang ditangkap oleh panca indera dan dicerna oleh otak kita. Jika kau menyayanginya, berikan dia yang terbaik dan terkadang cuma ia yang tahu yang terbaik untuk dirinya sendiri. Kita hanya cukup mendukungnya.
Tengkyu guys kalian keren, karena kalian telah mencoba mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini...
Semoga hari esok tak seberat ini...
Tengkyu guys kalian keren, karena kalian telah mencoba mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini...
Semoga hari esok tak seberat ini...
Peyuuukk
Minggu, 10 Maret 2013
MAS, bantu saya kuat ya...
· Takalar di guyur hujan, mungkin langit mencoba
untuk mewakilkan tangisanku pagi itu. Subuh kali itu shalat lima waktu ke 5 yang
saya jalani setelah keputusannya kemarin, dan air mataku masih saja menetes di
setiap sujudku, tak bisa kupungkiri namanya selalu ada dalam setiap sujudku
setelah nama kedua orang tuaku. Namun sujud kali ini, sepenuhnya bukan do’a untuk dia tapi do’a untuk hatiku sendiri, do’a
agar diberi kekuatan menjalani hari-hariku tanpa kasih sayangnya seperti biasa, disadari atau
tidak dia selalu memberiku energy positf yang membuatku lebih dewasa,
membantu meningkatkan kualitas pemikiranku tentang arti hidup, maka tak ada
alasan untukku untuk berhenti mencintainya. Iya saya separah itu mencandunya. Dia adalah salah satu anugrah terindah yang Tuhan kirimkan kepada makhluk yang
lemah ini. Saya masih sering terkesima bagaimana Tuhan menciptakan kamu dan
kemudian mempertemukan kita.
MAS, bantu saya!
Perdebatan Hati
Pagi, Rabu 7 Maret 2012 @ 07:04
*kemudian tidak dibalas* *nangis entah sampai berapa lama* *ngupdate status FB*
Him : Nay. . .
Me : Iyee’, knp syg?
Him : Beberapa hari ini saya berfikir tentang hubungan kita.
Me : Knp? Ada apa?
*Kayak nda’ enak perasaanku, MAS
tiba-tiba ngomong kayak gitu
Him : Saya ga
mau Naya terlalu berharap banyak sama saya, saya ga mau Naya sakit karena saya
ga bisa menuhin harapannya Naya.
Me : Mentuuuu, kenapa lagi begitu?
Him : Naya, saya ga mau terlalu jauh bohongin Naya.
Me : Bohong apa?
Him : Maksud saya, saya ngerasa kayaknya hubungan kita ga
bias dilanjutin.
Me : MAS kenapa? Nda’ sayangmi sama Naya?
Him : Bukan itu Naya, tapi sepertinya ke depan hubungan kita
susah untuk disatukan. Beberapa hal yang bisa jadi alasan. Dan menurut saya
kita mesti bisa nerima kenyataannya sekarang dari pada terlanjur sakit di belakang.
Me : Ayolah, jangan gini deh. Oke kalau MAS merasa terganggu
sama Naya karena akhir-akhir ini banyak fikiran, saya nda’ akan ganggu MAS
pale’, sampe MAS merasa benar-benar
membutuhkan Naya.
Him : Jangan begitu Naya, saya benar-benar takut kalau
dijalaninnya seperti itu. Seakan-akan saya segala2nya buat Naya. Maih banyak
yang lebih dari pada saya. Dan pasti Naya juga tau kalau benar-benar jauh dari
kata sempurna. Makanya , Naya mesti berfikir ulang untuk mempertahankan
hubungan ini dengan tolak ukur masa depan. Dan saya kira Naya pasti tau ke
depannya akan bagaimana.
Me : Masih banyak yang lebih? Tapi hatiku itu sudah ada sama
MAS. Iya memang, MAS segala-galanya untuk Naya!!! MAS siapa yang tau kedepannya
akan seperti apa? Saya bukan Tuhan.
Him : Saya juga bukan Tuhan. Tapi setidaknya ada alasan
kenapa saya sepertinya ini ga akan berhasil. Dan saya ga mau jadi sakit hati
karena rencana masa depan saya, karena kalau nanti dibiarkan, rasa sakit
hatinya jauh lebih sakit.
Me : MAS nda’ bisakaaaa
Him : Itu yang saya takutkan Naya, Nay kita udah sama-sama
dewasa. Dan proses seperti ini dalam tiap hubungan pasti kita akan lalui. Tapi
yang jauh lebih penting adalah, mengambil setiap pelajarannya dan tetap move
on. Saya yakin Naya pasti bisa.
Me : MAS nda’ maukaaaa, kita sama-sama usaha. Pokoknya MAS
harus bisa pertahankan Naya. Ayolah!!!
Him : Naya, tolong bersikap dewasa donk. Tolong fikirkan
masa depannya Naya. Jangan terlalu cepat menyimpulkan. Kalau Naya benar-benar
mikirin masa depannya Naya, Naya pasti punya jawaban yang sama seperti saya.
Me : Kenapa masa depanku? Masa depanku itu kamu.
Him : Aduh, Naya. Saya ga bisa. Sorry
Me : Demi Allah MAS, jangaaaan.
Him : Tolong jangan begitu Nay, saya ga ada niat menyakiti
Naya dengan bilang seperti ini, saya pengen Naya ga jauh lebih sakit nantinya.
Ini kenyataan yang mesti sama-sama kita terima sebagai pelajaran kehidupan
Naya.
Me : MAS, Naya terlalu banyak nuntut ya?
Him : Tidak Nay. Ga kok. Saya berfikir sepertinya memang
hubungan ini ga akan berhasil. Saya punya rencana masa depan saya dan
sepertinya Naya ga bisa berada di dalamnya.
Me : Belum terfikirkanka bagaimana besok hidupku tanpa MAS.
Sudah tersusun rapih semua rencana dan
tiba-tiba MAS bilang, saya nda’ ada di masa depannya MAS. Kira-kira MAS bisa
bayangkan bagaimana hatiku sekarang?
Him : Bukan seperti itu maksud saya, Naya ga bisa di dalam
rencana saya, maksud saya, Naya ga bakalan bisa ngejalanin perjalanan hidup
saya untuk ngeraih masa depan saya. Naya pasti tau apa rencana saya ke depan
dan Naya juga pasti tau kalau Naya ga bisa ngejalanin itu sama saya.
Me : MAS saya akan nunggu sampe MAS bisa mengerti bagaimana
besarnya harapanku ke MAS. Setidaknya saya tau orang yang saya tunggu itu
memang pantas untuk kuperjuangkan.
Him : Naya, tolong terima keputusan saya donk. Saya ga mau
berdebat terlalu panjang dalam urusan seperti ini.
Me : Nda’ maukaaa
Him : Mungkin hanya hari ini Naya ga bisa nerima keputusan
ini. Tapi nanti Naya pasti bisa move on kok. Saya percaya itu.
Me : Jangan selesai pagi ini yah, MAS saya akan nunggu.
Jangan buka hatinya MAS untuk orang lain, begitupun saya.
Him : Saya begini bukan karena ada orang lain. Saya begini
karena saya ingin menata dan memetakan masa depan saya. Dan untuk saat ini saya
pengen sendiri dengan kesibukan saya.
Me : Iyaa iyaa saya tau koq, MAS orang sekeras itu mengejar
sesuatu. Saya juga tau kalau hatinya MAS terlalu sulit untuk kululuhkan, sampai
menangis darahpun pagi ini, itu tidak akan bisa meruntuhkan keras hatinya MAS.
Saya nunggu!!!
Him : Jangan nunggu saya. Saya ikhlas kalau pada akhirnya
Naya sama orang lain. Dan Naya pasti ingat kalau kita mesti saling
mengikhlaskan.
Me : Iyaa, seandainya ikhlas semuda itu. MAS punya keputusan
untuk melepasku hari ini, tapi biarkan juga Naya untuk tetap nunggu. Setidaknya
saya tau kalau orang yang kutunggu memang pantas untuk kuperjuangkan.
*kemudian tidak dibalas* *nangis entah sampai berapa lama* *ngupdate status FB*
Perdebatan hati selama 2 jam
Dan akhirnya idealismemu menuju realitas kita. Tuhan
kuatkan saya!!!
Sore, Rabu 7 Maret 2012 @ 17:16
Him : Lagi ngapain Nay?
Me : Di kamar, nangis. Hahaha bantu saya MAS.
Him : Ah koq nangis sih? Kan udah besar! Bantu apa Nay?
Me : Bantu saya supaya
bisa kuat,
Him : Pasti saya bantuin. Dan pasti Naya bisa. Ini hanya
masalah waktu aja.
Me : Harusnya dari sejak bangun hubungan saya persiapkan
untuk ini, supaya tidak sesakit ini, tapi sayangnya saya tidak pernah memikirkan
itu.
Him : Sepertinya Naya udah persiapin kok. Kan Naya pernah
bilang, kalau Naya ditakdirkan dengan orang lain, maka saya harus ikhlas, dan
begitupun sebaliknya.
Me : Saya juga tadi berfikir itu, sepertinya kata-kata
terakhir di blog ku itu jadi boomerang untuk saya sendiri hari ini
Him : Jangan nyalahin diri sendiri. Kenyataan ini harus kita
terima dan jalani.
Me : Do’akan saya ikhlas yah, do’akan saya bisa sekuat MAS.
Him : Iya saya do’ain. Tapi kita masih berteman baik kan?
Me : Harus itu, sampe saya bisa berhenti mengagumimu. Sampe saya bisa menemukan orang
yang lebih hebat dari orang yang kubanggakan selama ini. Heheee
Him : Naya harus cepat move on.
Me : Hhaha move on? Bagaimana bisa move on, menemukan orang
yang lebih baik kalau hatiku sudah berhenti di MAS. Hmm iyya ini lebay.
Him : Move on tidak berarti harus menemukan yang lain lebih
cepat. Tapi Naya harus tambah semangat ngejalanin hari-harinya Naya. Jangan
terlalu lama sedihnya.
Me : Oiya, minggu depan saya mau ngeprint skripsi untuk
dijilid terus dikumpul di campus, saya izin nulis namanya MAS kayak dulu nah.
Him : Iya gak apa-apa kok.
Jika dengan
meninggalkanku adalah jalan menuju kesuksesanmu, sepertinya memang saya tidak
berada di masa depanmu.
Tuhan, kuatkan saya!
Tulisan di atas, murni semurni murninya hasil percakapan
kami tanpa ditambah atau dikurangi sedikitpun, mungkin ada sebagian orang yang
mengatakan mengekspose hal sangat private seperti ini adalah hal gila, but this
is one of my ways to show you, that he is a very wise man for me, Insya Allah
and to show you bahwa kami pisah secara baik-baik.
Sometimes memang ada sebuah hubungan berakhir bukan karena kita mau, tapi karena kita harus.
Sometimes memang ada sebuah hubungan berakhir bukan karena kita mau, tapi karena kita harus.
Langganan:
Postingan (Atom)